Jumat, 03 Februari 2012

Tuan penikmat kopi..

Hey kamu, si tuan penikmat kopi. Aku tidak tau kamu akan membaca surat ku ini atau tidak, tapi aku tau kamu sangat mengenali kesukaan ku dalam menulis sejak lama. Dan setidak nya surat ku ini, bisa sedikit mengobati apa yang selama ini aku rasa kan untuk mu, rindu.

Apa kabar mu saat ini ? Aku boleh kan merindu -kan mu, disini. Jika mengingat segala adegan demi adegan yang pernah terlewati di masa itu, yang kini mengatas nama -kan diri nya kenangan. Aku hanya bisa tersenyum pahit menerima kenyataan yang menghadap -kan ku pada situasi yang tidak menyenang kan, kamu sudah tidak di samping ku lagi. Terlebih jika memingat banyak kebiasaan sederhana yang selalu menjadi hal Romantis, bagi kita, aku dan kamu. Kemana mereka ? Mengapa pergi, aku masih rindu.

Dulu, yah memang sih dulu kita selalu senang hanya untuk menghabis -kan waktu berbincang - bincang tentang masa depan yang kita rangkai dengan harapan dan mimpi kita. Dengan menikmati secangkir kopi hangat di tangan kita, memang ada - ada saja kamu. Kamu yang selalu meminta dengan rengekan manja untuk hanya membuat kopi dalam satu cangkir saja, lalu bergantian meminum nya bersama ku.


Biar aku bisa merasakan lembut dan manis nya bibir mu, dalam jejak yang kamu tinggal kan dalam cangkir ini. Wangi nya bercampur dengan aroma kopi nya, manis sekali.

Kata mu setiap kali aku menolak permintaan mu, tapi aku pun senang dengan hal tersebut. Kita selalu merasa lebih dekat, dengan selimut kecil berwarna merah tua yang setia mendekap kita dalam hangat nya, lalu secangkir kopi hangat di tangan kita. Melengkapi kesempurnaan indah nya lembayung senja di atas balkon kamar mu, terlebih dengan keberadaan senyum mu, lelaki ku. Lalu kapan kita melakukan nya lagi ? Aku cukup rindu atas semua hal tersebut. Saat ini hanya secangkir kopi yang selalu menemani ku, tanpa kamu lagi. Aku bahkan kehilangan satu genggaman hangat pada setiap cangkir kopi hangat kita, aku dan kamu. Berhenti lah marah pada ku, dan kembali lah, aku rindu.

Tuan penikmat kopi yang tampan, pemilik senyuman menawan. Kamu yang selalu membuat aku jatuh cinta pada apapun yang aku temui bersama mu, apa tidak sekali pun kamu mendengar sebuah panggilan rindu dari batin ku ? Buka lah pendengaran mu, buka lah hati mu, lalu berjalan lah , bila perlu berlari lah menuju tempat dimana aku kini berada, kembali--untuk ku. Karna tau kah kamu, semua menjadi tidak sempurna lagi, saat aku menyadari senyuman mu menghilang dari pagi ku, bahkan hingga senja menutupi nya untuk menyambut malam.Ini tidak menyenang -kan untuk ku, mengerti lah kita tidak seharus nya begini. Jika ingin mengenalkan ku pada pahit nya kopi, jangan biar kan aku menikmati nya sendiri. Duduk lah bersama ku, agar aku mampu menikmati nya meski kadang terasa begitu pahit. bisa kan ?


Kembali lah, aku rindu.


perempuan,




Rahmawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar