Selasa, 07 Februari 2012

sepotong rasa rindu..

Teruntuk lelaki di masa lalu..

Hey, harus bagaimana cara agar suasana kita bisa jauh lebih baik seperti dulu. Tidakkah pernah sedikitpun, kamu memiliki keinginan untuk hubungan yang lebih baik. Inginku, setidaknya kita masih bisa berkomunikasi dengan baik, masih bisa berbagi banyak hal dalam sebuah cerita. Tidak banyak inginku, hanya ingin mampu menjadi teman baikmu, itu saja. Mungkin memang terlalu banyak kebodohan dan kesalahan di masalalu, namun bukankah kita sudah sama - sama saling belajar dan beranjak memperbaiki diri. Lalu mengapa masih diam dalam bisu, yang hanya menambah banyak kebingunganku saja. Baru saja kemarin, ada teman yang banyak menanyakan tentangmu, memaksa aku mau tak mau masuk lagi pada apa yang selalu aku coba hindari. Saat dengan senang hati menceritakan sesosok lelaki baik hati yang selalu lembut dan penuh kasih sayang, lelaki yang selalu menyapaku dengan riang saat pagi dan waktu menjelang tidur.

Kamu, masih tetap nama kamu yang aku sebut dengan penuh arti dalam setiap bagian ceritaku. Kamu yang selalu konyol, atau berubah menjadi manja denganku. Kamu, yang selalu bersemangat bercerita tentang apa yang menjadi angan di masa depan untuk kita, aku dan kamu. Aku bahkan masih bingung, siapa antara kita yang pergi dan ditinggalkan? Apa kamu tau? Apapun itu aku hanya ingin kamu mengerti bahwa aku rindu. Seharusnya, kamu sudah jauh lebih kenal aku bukan. Harusnya pun kamu sudah tau bagaimana inginku, aku tidak perduli dengan semua yang selalu kamu gambarkan, tidak perduli dengan semua yang sudah menjadi kebohongan kamu. Aku hanya ingin kita bisa jauh lebih baik, rasanya terlalu cepat waktu aku untuk mengenal dan belajar banyak hal dari kamu. Tidak, itu sungguh belum cukup untukku.

Masih hangat di baris - baris memori hatiku, saat kamu dengan sendu bernyanyi sebuah lagu dengan berjudulkan kata " takut ", mungkin kamu juga masih ingat saat aku tertawa dan menganggapmu konyol dan berlebihan, kamu bilang bahwa kamu takut kehilangan aku. Lalu apa yang harus aku lakukan saat kenyataan yang aku hadapi adalah kamu yang menghilang? Haruskah aku tertawa, atau mungkin memaki - maki dirimu agar merasa puas dengan sebuah kekecewaan, apa? Nyata--nya aku tidak mampu melakukan apapun, selain diam. Aku rasa aku bukan perempuan hebat, mungkin hanya sebuah keterpaksaan menjalani apa yang ada di hadapanku, karna jelas sudah tidak ada pilihan lain.

Rahasia, semua memang tetap menjadi rahasia. Rahasia yang di mainkan sedemikian rupa, hingga mengubah menjadi sangat sempurna. Tak akan habis pikir, siapapun yang mendengar ceritaku, namun tetap saja mereka hanya pendengar. Bukan seperti aku, yang langsung menjadi pemeran, dalam setiap adegan demi adegan drama yang berakhir pada tanda tanya. Perduli setan, dengan siapapun yang menganggapku konyol, berlebihan, atau nada - nada tidak menyenangkan yang mereka lontarkan untukku. Karna tentu, mereka bukan aku, dan mereka tidak akan mengerti dengan apa yang ada di aku dan masa lalu.

Apa? Jika kamu ingin berbisik dan mengatakan bahwa kamu hanya mempermainkan ku, tentu akan dengan senang hati aku membalas pernyataanmu. Kamu memang sudah sangat sukses untuk melakukan itu, berhasil membuat aku menjadi orang yang lebih senang bersembunyi dalam topeng senyuman. Lalu apa lagi? Tak apa, tentu aku akan selalu mau mendengarkan mu. karna aku hanya rindu, rindu pada lelaki yang menjadi alasanku untuk bahagia di masa lalu, masa yang kini sering sekali membuat aku sesak, dan diam dalam tanda tanya.




perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar